Archive for the ‘Uncategorized’ Category

Indahnya Syairmu..

Maher Zein merupakan penyanyi asal swedia yang belakangan ini berduet dengan fadly padi. Maher zein yang terkenal sebagai penyanyi yang bergenre pop religi tersebut memiliki kualitas vokal yang bagus dan lagu-lagunya yang menyentuh. Managing Director Sony Music Indonesia, Toto Widjojo sengaja menduetkan penyanyi asal Swedia ini dengan vokalis Padi. Dalam lagu yang berjudul Insya Allah tersebut ada yang diganti dengan bahasa Indonesia dengan tujuan agar mudah diterima oleh masyarakat Indonesia. Berikut lirik lagu Insya Allah..Sungguh bagiku begitu indah syair dan makna dari lagu ini..I Like it..

INSYA ALLAH

Fadly padi feat Maher zein

Ketika kau tak sanggup melangkah
Hilang arah dalam kesendirian
Tiada mentari bagai malam yang kelam
Tiada tempat untuk berlabuh

Bertahan terus berharap
Allah selalu di sisimu

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan

Every time you commit one more mistake
You feel you can’t repent and that it’s way too late
You’re so confused wrong decisions you have made
Haunt your mind and your heart is full of shame

But don’t despair and never lose hope
’Cause Allah is always by your side

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah you’ll find a way

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah ada jalan

Turn to Allah He’s never far away
Put your trust in Him, raise your hands and pray
Oh Ya Allah tuntun langkahku di jalanmu
Hanya engkaulah pelitaku
Tuntun aku di jalanmu selamanya

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way

Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way
Insya Allah, Insya Allah
Insya Allah we’ll find our way

Mari Sedikit Berfilsafat

Belajar filsafat ternyata sangat menyenangkan dan menakjubkan. Kita bisa berfikir secara mendalam dan mampu mamahami hakikat dari segala sesuatu. Filsafat mengajari kita berfikir secara luas, penuh, mendalam dalam mencari seluk beluk ilmu tertentu. Filsafat membawa kita berfikir mengapa, kenapa dan bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Brian fay dalam bukunya Filsafat Ilmu Sosial Kontemporer mengajak kita berfikir mendalam dengan cara bertanya terlebih dahulu mengenai segala sesuatu. Pertanyaan tersebut seperti : apakah kita harus menjadi seseorang untuk memahami seseorang? Apakah kita harus menjadikan orang lain seperti diri kita? Apakah masyarakat yang membentuk kita sebagaimana adanya?

Banyak juga pandangan filosofi yang melihat hakikat hidup ini sesuai pandangannya. Salah satu pandangan filosofi adalah nihilisme. Nihilis biasanya memiliki beberapa atau semua pandangan ini: tidak ada bukti yang mendukung keberadaan pencipta, moral sejati tidak diketahui, dan etika sekular adalah tidak mungkin. Karena itu, kehidupan tidak memiliki arti, dan tidak ada tindakan yang lebih baik daripada yang lain. Intinya nihilisme melihat ketidakadaan, bahwa segala sesuatu ada untuk tiada.

The last, mari berfikir lebih mendalam dimulai dari diri kita sendiri. Siapa diri kita sebenarnya? Mengapa kita harus hidup? apa yang menyebabkan kita harus disini? Apa tujuan kita disini? bagaimana hidup kita ke depan? dll.

Haruskah Kita Berasumsi Bahwa Orang Lain Bersikap Rasional?

Rasionalisme menegaskan bahwa tindakan manusia pada tingkatan tertentu harus bersifat rasional. Rasionalisme atau gerakan rasionalis adalah doktrin filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui iman, dogma, atau ajaran agama. Rasionalisme mempunyai kemiripan dari segi ideologi dan tujuan dengan humanisme dan atheisme, dalam hal bahwa mereka bertujuan untuk menyediakan sebuah wahana bagi diskursus sosial dan filsafat di luar kepercayaan keagamaan atau takhayul. Di luar diskusi keagamaan, rasionalisme dapat diterapkan secara lebih umum, misalnya kepada masalah-masalah politik atau sosial. Dalam kasus-kasus seperti ini, yang menjadi ciri-ciri penting dari perpektif para rasionalis adalah penolakan terhadap perasaan (emosi), adat-istiadat atau kepercayaan yang sedang populer.

Rasionalisme selalu melihat kepada tindakan yang menurutnya rasional (masuk akal). Para rasionalis terlebih dahulu membedakan antara gerakan dengan tindakan. Dalam hal ini dicontohkan 2 orang yang melakukan gerakan mengedipkan mata. Orang yang pertama mengedipkan mata karena kedutan, sedangkan orang yang kedua mengedipkan mata karena memiliki tujuan dan makna yang ditujukan kepada orang lain. Contoh tersebut yang lebih berkaitan dengan pandangan rasionalis adalah tindakan yang kedua yang merupakan tindakan dengan tujuan dan makna yang ditunjukan kepada orang lain dan dapat dimaknai secara rasional. Para filsuf aliran rasionalisme menyimpulkan dari kejadian itu bahwa semua tindakan untuk dapat disebut tindakan harus bersifat rasional pada tataran tertentu. Untuk mengemukakan alasan dari tindakan adalah mengetahui keyakinan dan keinginan yang menjamin tindakan tersebut dari pandangan aneh. Dengan cara seperti itu mereka merasionalisasinya dalam pengertian yang mnunjukan bahwa hal itu memang perlu dan patut dilakukan

Tindakan yang rasional menurut pemikiran rasionalisme adalah tindakan yang memiliki alasan dan sebab. Alasan adalah sebuah keinginan atau keyakinan dari agen yang melakukan suatu tindakan. Sedangkan sebab adalah suatu keadaan yang menyebabkan seseorang harus brtindak rasional sesuai keadaan tersebut.

Rasionalisme memandang Irasional sebagai tindakan yang tidak jelas dan tidak patut dilakukan atau tidak umum dilakukan sehingga tidak mampu dinilai secara nalar (logika). Pemikir rasionalisme memandang bahwa ada perbedaan mendasar dari tindakan rasional dengan irasional. Lalu yang akan dilihat lebih jauh disini adalah di dalam ilmu sosial apakah kita akan selalu melihat dan berasumsi bahwa orang lain harus bersikap rasional?. Di dalam ilmu sosial sepertinya pemikiran rasionalisme tidak dapat dipakai secara sepenuhnya.

Ilmu sosial melihat segala sesuatu dengan prinsip perikemanusiaan. Hal tersebut dikarenakan kita tidak bisa selalu mendoktrin apakah orang tersebut bertindak secara rasional. Para ilmuwan sosial harus mampu memahami orang lain dan menyelami makna dan tujuan dari apa yang mereka lakukan. Prinsip perikemanusiaan melihat bahwa para agen yang melakukan tindakan adalah dapat dimengerti. Contohnya saja : seseorang yang menerabas lampu merah secara rasional adalah melanggar aturan dan hukum yang ada. Namun kita bisa memahaminya dengan cara yang lain, bisa jadi orang yang menerabas lampu merah adalah karena dia memiliki tujuan lain atau hal lain yang membuatnya menerabas lampu merah.

Untuk mengetahui secara mendalam berdasarkan prinsip kemanusiaan, maka layaknya peneliti kita harus menggunakan metode Thick Description (deskripsi secara mndalam). Dalam penelitian ilmu sosial, khusunya ilmu antropologi seperti penelitian Clifford Geertz, maka penelitian akan berusaha memahami hal yang diteliti secara emik, baru kemudian diterjemahkan secara etik. Secara emik adalah bagaimana peneliti berusaha memahami segala sesuatu berdasarkan pemahaman masyarakat yang diteliti. Jadi, walaupun pada awalnya hal yang kita teliti bersifat irasional, namun setelah kita berusaha mmahaminya dari sudut pandang agen yang kita teliti itu, maka kita akan mampu memahaminya.

Haruskah kita harus berasumsi bahwa orang lain bersikap rasional? dan apakah kita harus senantiasa menolak untuk memahami seuatu yang tidak rasional menurut kita? Jawabannya adalah “TIDAK”. Karena kita bisa memahami seseorang/tindakan seseorang dengan mengetahui alasan, tujuan dari agen yang melakukan tindakan tersebut. Kita tidak prlu beranggapan bahwa mereka selalu rasioanl. Lagipula, apa yang dapat diterangkan secara rasioanal sendiri mungkin tidak sama antara waktu dan tempat. Ilmu sosial mengajarkan kehidupan yang arif dan mampu memahami orang lain, bukan hidup tanpa perasaan dan mengagungkan rasionalisme yang bisa menjebak kita ke dalam egoisme.

PEMBANGUNAN BIDANG KESEHATAN
(Kemiskinan dan Buruknya Tingkat Kesehatan)
YUTIMAH
Jurusan Sosiologi Antropologi FIS UNP
02464/2008

ABSTRAK

Pembangunan di bidang kesehatan di Indonesia cukup meningkat secara perencanaan. Namun secara pelaksanaan ternyata masih banyak masalah di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang kesehatan tidak terlepas dari masalah kemiskinan yang pada akhirnya berdampak terhadap masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan kemiskinan adalah masalah gizi buruk. Gizi buruk banyak dialami oleh masyarakat miskin, dan pada saat sekarang ini jumlah penderita gizi buruk di Indonesia masih cukup tinggi. Pembangunan di bidang kesehatan hendaknya tidak hanya pada hal fisik saja namun dari segi pelayanan dan focus peningkatan kesehatan masyarakat terutama kesehatan pada keluarga miskin.

Gizi Buruk: Potret Kemiskinan Dan Buruknya Tingkat Kesehatan Di Indonesia
Kesehatan adalah unsur vital dan merupakan elemen konstitutif dari kehidupan seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan tentunya menjadi kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah. Kemiskinan yang mencolok masih banyak ditemukan di Negara-negara berkembang khususnya di Indonesia. Orang-orang miskin sering menderita kekurangan gizi dan tingkat kesehatan yang buruk (Todaro, Michael, 2006: 231) .
Meskipun pemerintah Indonesia seringkali mengklaim bahwa tingkat kemiskinan dan tingkat kesehatan sudah meningkat dari tahun ke tahun, namun di lapangan masih banyak masalah yang berkaitan dengan kemiskinan dan buruknya tingkat kesehatan di Indonesia. Berdasarkan hasil riset kesehatan (riskesdes), terjadi penurunan angka kurang gizi pada balita sebesar 17, 9 persen atau turun 1,5 persen dari 18, 4 persen pada tahun 2007. Sedangkan tahun 2010 terkahir data mengenai gizi buruk kembali meningkat 30 persen. Peningkatan tersebut karena terlihat masih banyaknya persoalan gizi buruk yang ditambah dengan persolalan kelaparan tersembunyi (hiden hunger). Penduduk Indonesia pada dasarnya masih menghadapi ancaman masalah gizi mikro. Selain tingginya angka gizi buruk dan gizi kurang, masalah mikro nutrient masih kerap dijumpai di Indonesia. Ahli gizi Yulia Rimawati dalam , SP menegaskan bahwa rata-rata balita yang mengalami kelaparan tersembunyi mencapai angka 50 persen.
Masalah gizi buruk yang banyak dialami oleh keluarga miskin cukup ironis di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan masih lambatnya pelayanan kesehatan dalam menangani masalah gizi buruk tersebut. Bulan Maret terakhir seorang bayi penderita gizi buruk di Bogor meninggal dunia setelah dirawat di sebuah RSUD. Kematian seorang bayi penderita gizi buruk tersebut dikarenakan lambatnya penanganan kasus gizi buruk tersebut. Kenyataan lain yang banyak diberitakan di media yaitu 9.378 balita penderita gizi buruk di Banten butuh pertolongan dan perhatian serius dari pemerintah, kemudian ada 200 Balita alami gizi buruk di depok, 3 tahun seorang anak gizi buruk di Ternate yang tidak terurus, 113 balita terserang gizi buruk di Medan dan banyaknya jumlah gizi buruk di Lombok yang diakibatkan dana kesehatan yang masuk ke daerah tersebut hanya digunakan untuk kegiatan fisik.
Banyak faktor yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk. Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya gizi buruk, yaitu : (1) Kurangnya asupan gizi dari makanan. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah makanan yang dikonsumsi atau makanannya tidak memenuhi unsur gizi yang dibutuhkan karena alasan sosial dan ekonomi yaitu kemiskinan. (2) Akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Hal ini disebabkan oleh rusaknya beberapa fungsi organ tubuh sehingga tidak bisa menyerap zat-zat makanan secara baik. Faktor lain yang mengakibatkan terjadinya kasus gizi buruk yaitu: (1) Faktor ketersediaan pangan yang bergizi dan terjangkau oleh masyarakat; (2) Perilaku dan budaya dalam pengolahan pangan dan pengasuhan asuh anak; (3) Pengelolaan yang buruk dan perawatan kesehatan yang tidak memadai. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi buruk pada balita, yaitu: (1) Keluarga miskin; (2) Ketidaktahuan orang tua atas pemberian gizi yang baik bagi anak; (3) Faktor penyakit pada anak, seperti: penyakit jantung bawaan, TB paru, HIV/AIDS, infeksi saluran pernapasan dan diare .
Dari faktor-faktor penyebab gizi buruk di atas, maka terlihat jelas bahwa salah satu penyebabnya adalah dari faktor kemiskinan. Kemiskinan yang masih banyak merajalela di Indonesia pada akhirnya berdampak kepada buruknya tingkat kesehatan salah satunya yaitu masalah gizi buruk tersebut. Untuk menangani masalah tersebut, pada dasarnya diperlukan adanya kerjasama antara berbagai bidang di negeri ini yang bukan hanya ditangani oleh petugas kesehatan saja.
Pembangunan di bidang kesehatan hendaknya tidak hanya berfokus terhadap pembangunan fisik semata. Anggaran kesehatan yang telah diberikan oleh pemerintah hendaknya mampu digunakan seoptimal mungkin bagi peningkatan kesehatan di Indonesia terutama bagi keluarga yang kurang mampu atau miskin. Berbagai program memang telah banyak dijalankan dibidang kesehatan dalam membantu meningkatkan kesehatan masyarakat miskin seperti ASKES, JAMKESMAS, maupun pelayanan periksa gratis lainnya. Namun program tersebut hendaknya diikuti dengan pelayanan yang baik dan maksimal juga dari petugas kesehatan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya penderita gizi buruk yang meninggal yang justru dikarenakan oleh lambatnya dan kurang maksimalnya pelayanan dari pihak kesehatan. Pihak kesehatan juga perlu memberikan sosialisasi yang cukup kepada masyarakat tentang program kesehatan yang bisa meningkatkan gizi masyarakat.
Selain pentingnya peranan pelayanan kesehatan, pada dasarnya kesuksesan dalam pembangunan kesehatan juga diperlukan adanya kerjasama dengan berbagai bidang di Indonesia. Misalnya saja menteri kesehatan juga perlu bekerja sama dengan menteri pertanian dalam peningkatan gizi, menteri pertanian tersebut bisa membantu dalam mengurusi masalah penyediaan makanan. Bidang kesehatan juga perlu bekerja sama dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menanggulangi masalah kesehatan di Indonesia. Pada intinya dengan adanya kerjasama tersebut program gizi jangan hanya menjadi indikator dalam pembangunan kesehatan saja, tetapi harus menjadi indikator dalam pembangunan nasional .
Solusi terakhir adalah berkaitan dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakat Indonesia. Kemiskinan memang jadi akar masalah persoalan gizi. Oleh karena itu masalah gizi adalah masalah kesehatan masyarakat yang penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Masalah gizi juga merupakan sindrom kemiskinan yang erat kaitannya dengan masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga dan juga menyangkut aspek pengetahuan serta perilaku yang kurang mendukung pola hidup sehat.
Kesimpulan
Pada dasarnya kemiskinan bisa berdampak terhadap buruknya tingkat kesehatan di Indonesia. Buruknya tingkat kesehatan di Indonesia terlihat dari masih banyaknya masalah gizi buruk yang dialami oleh sebagian besar masyarakat miskin. Pembangunan di bidang kesehatan hendaknya tidak hanya terfokus pada pembangunan fisik saja, peranan pelayanan kesehatan dan sosialisasi program kesehatan secara berkesinambungan juga diperlukan dalam hal ini. Solusi lain untuk mengatasi masalah tersebut, pada dasarnya bukan hanya dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja namun juga perlu kerjasama dari berbagai bidang yaitu dari pemerintah pusat yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, kerjasama dengan menteri pertanian yang mengurusi mengenai masalah ketersediaan makanan. Program gizi jangan hanya menjadi indikator dalam pembangunan kesehatan saja, tetapi harus menjadi indikator dalam pembangunan nasional. Solusi terakhir adalah berkaitan dengan peningkatan taraf ekonomi masyarakat Indonesia yang diiringi dengan peningkatan pengetahuan serta perilaku pola hidup sehat masyarakat.

Born Again..

Seseorang bisa begitu mudah mencintai dan menggantinya dengan cinta yang baru. Tapi aku tetap berdiri disini,, dengan segala yang terjadi, meski aku tak tahu apa itu cinta yang sbenarnya. Aku bukanlah manusia yang sempurna, tapi aku hanya selalu bermimpi untuk menjalani hidup dengan baik. Jika seseorang bertanya mengapa aku bisa bertahan, aku hanya berharap bisa merubah diriku mnjadi lebih baik dan bisa merubah hidup seseorang menjadi lebih baik.

Tell me what the right thing must I do now?

Aku  lunglai dalam keterbatasanku…Mungkinkah aku salah?? Aku tak mengerti dengan semua yang kulalui..Mungkinkah aku salah dengan dirimu yang menurutku salah..dengan dirimu yang menurutku tak pernah berhenti..membuatku seperti ini..

Perfectsionis,,mungkin akulah itu..Tapi aku tak menginginkan sesuatu yang tak mungkin..Aku hanya meminta sesuatu yang pantas dilakukan..Salah! Mungkin aku salah..Karena telah menuntutmu..Mungkin kau tak berdaya..Tapi aku yakin semua itu hanya karena “Usaha” dan “kemauan”..

Maafkan..Aku hanya ingin kau jadi dirimu yang lebih baik..Jika kau tak suka dengan harapanku..Aku akan mundur..Jika semua yang kulakukan pada akhirnya menyakitimu..Mengganggumu..Menekanmu…Maafkan,,,aku pun tak ingin menyiksamu..

So, tell me what the right thing must I do now!!

Hari Libur Nasional, Padang Sepi

Kota Padang mendadak menjadi sepi. Berhubungan dengan datangnya hari libur nasional tanggal 22 April 2011, sebagian besar mahasiswa pulang ke kampung halaman.Kota padang yang selalu ramai dengan aktivitas mahasiswa baik dari UNP (Universitas Negeri Padang), UNAND (Universitas Andalas), maupun Universitas laiinya hari ini tampak lengang. Para mahasiswa ada yang pulang kampung hari kamis, sehari sebelum hari libur dan ada juga yang pulang hari Jum’at pagi. Kendaraan Travel,Tranex, maupun bis kota nampak ramai dengan penumpang. Seperti halnya travel Bukitinggi yang mangkal di depan Hotel Basko Grand Mall tampak ramai oleh para mahasiswa yang hendak pulang ke kampung halaman. Meskipun tanggal merah hanya berlangsung selama 1 hari, namun para mahasiswa tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan pulang kampung karena berhubungan hari berikutnya Sabtu, dan Minggu tidak ada jadwal kuliah. Di balik sepinya kota padang dan ramainya mahasiswa yang menyerbu kendaraan untuk pulang kampung, ternyata ada sebagian mahasiswa yang memilih untuk tetap tinggal di Padang. Alasannya ada yang karena kampungnya jauh sehingga menghemat biaya, kemudian ada pula yang alasannya ingin menyelesaikan tugas selama liburan, dan juga ada yang alasannya bekerja. Begitulah bagaimana para mahasiswa di kota Padang ketika menemui hari libur, mereka ada yang menggunakan kesempatan untuk melepaskan segala penat dan lelahnya dari tugas kuliah yang begitu banyak dengan cara pulang kampung. Namun ada juga sebagian yang tetap memilih untuk tetap tinggal di Padang dengan berbagai alasan.

Warning with Carpal Tunnel Syndrome

BERHATI-HATILAH!
Bagi Anda yang selalu bekerja dengan menggunakan KOMPUTER, kesalahan dalam penggunaan MOUSE sehari-hari akan berakibat pada carpal tunnel syndrome / karpal sindrom (istilah dalam kedokteran untuk kelainan pada otot lengan).
Gunakan Mouse dengan BAIK dan BENAR!

Berikut tata cara pengoperasion komputer dengan benar.
menggunakan komputer dengan benar
menggunakan komputer dengan benar
menggunakan komputer dengan benar
menggunakan komputer dengan benar
menggunakan komputer dengan benar
Senam tangan untuk mencegah karpal sindrom.
karpal sindrom
senam tangan
karpal sindrom
senam tangan
senam tangan
senam tangan
Para pembaca sekalian, memang kita harus benar dalam menggunakan komputer, meskipun pengobatan sekarang telah mencapai kemajuan pesat. Cukup banyak pasien karpal sindrom yang membaik dengan fisioterapi, beberapa kasus karpal sindrom memang memerlukan tindakan pembedahan, namun kemajuan ortopedi sekarang amat pesat, beberapa pasien hanya dibuka kulitnya 1 cm sampai 2 cm saja.
Namun bagaimanapun, MENCEGAH lebih baik daripada mengobati.

Dikutip dari http://www.nyebur.com/akibat-penggunaan-mouse-komputer-yang-salah-jangan-sampe-deh/

Anak Putus Sekolah Pada Keluarga Mampu

 ANAK PUTUS SEKOLAH PADA KELUARGA MAMPU  

(Studi Kasus : Pada Keluarga Pemilik dan Pengelola Kebun Sawit di Jorong Harapan Mulya SP IV Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya)

A.             Latar Belakang Masalah                                                                                                           

Mendapatkan pendidikan pada institusi pendidikan formal (pendidikan di sekolah) adalah sesuatu yang wajib dilakukan di Indonesia. Siapapun orangnya hendaknya bersekolah minimal selama 9 tahun lamanya. Pendidikan memiliki arti penting bagi terbentuknya SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul. Dengan adanya sumber daya manusia yang unggul maka akan menentukan bagi tercapainya pembangunan sosial dan ekonomi suatu bangsa. Manfaat dan fungsi belajar di sekolah maupun perguruan tinggi antara lain : 1) Melatih kemampuan akademis anak, 2) Menggembleng dan memperkuat mental, fisik dan disiplin, 3) Memeperkenalkan tanggung jawab, 4) Membangun Jiwa sosial dan jaringan pertemanan, 5) Sebagai identitas diri, dan 6) Sarana Mengembangkan diri dan berkretifitas (http://www.anneahira.com).

Fenomena putus sekolah merupakan masalah pendidikan di Indonesia yang belum terselesaikan sampai saat ini. Menurut data di sebuah situs internet (http://www.menegpp.go.id) Angka putus sekolah seluruh jenjang pendidikan di Indonesia empat tahun terakhir masih di atas satu juta siswa per tahun. Dari jumlah itu, sebagian besar (80 persen) adalah mereka yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar (SD-SMP).

Daerah Dharmasraya merupakan salah satu kabupaten baru dari 3 kabupaten  hasil dari pemekeran kabupaten Sawahlunto. Kabupaten Dharmasraya berkembang sebagai salah satu penghasil kelapa sawit dan karet. Kabupaten ini masih baru dan masih dalam tahap mengembangkan diri dengan membuka peluang investasi seluas-luasnya. Perekonomian di daerah tersebut juga berkembang dengan pesat, dengan adanya hasil dari perkebunan sawit dan karet di daerah tersebut.

Di tengah-tengah perkembangan ekonomi yang cukup pesat di daerah tersebut, ternyata ada satu masalah yang belum ditangani secara serius yaitu masalah putus sekolah. Menurut observasi sementara peneliti menemukan ada 25 anak putus sekolah dari salah satu jorong yaitu di Jorong Harapan Mulya SP IV Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya. Di daerah tersebut dominan penghasilan keluarga berasal dari hasil perkebunan kelapa sawit. Penduduk di daerah tersebut kebanyakan sudah memiliki kebun kelapa sawit sendiri kecuali masyarakat pendatang. Dengan adanya ekonomi yang baik idealnya pendidikan anak-anak mereka juga baik, namun hal tersebut sangat bertolak belakang dengan harapan. Di daerah tersebut justru banyak anak-anak yang mengalami putus sekolah yang kebanyakan berasal dari keluarga mampu.

Putus sekolah pada keluarga mampu merupakan sesuatu yang menarik untuk diteliti. Salah satu penelitian yang relevan dengan masalah ini yaitu penelitian oleh Ranti Asri Lestari (2004/48657) dengan judul “Penyebab Anak Putus Sekolah Pada Keluarga Mampu, Studi Kasus : di Kelurahan Sungai Durian Kecamatan Payakumbuh Utara Kota Payakumbuh. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa penyebab anak putus sekolah di kelurahan Sungai Durian meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi : motivasi belajar yang kurang, tertarik mencari uang, perilaku anak nakal di sekolah dan di luar sekolah, dan kondisi psikologis remaja putus sekolah yang tidak stabil. Sedangkan faktor eksternal meliputi : pengaruh teman sebaya, kurangnya dorongan dari orang tua, peran wali murid dan guru dalam menyelesaikan permasalahan anak di sekolah dan keadaan keluarga.

Penelitian lain yang berkaitan dengan putus sekolah adalah penelitian oleh Nani Andriza (2003/42987) dengan judul “Nilai Anak Bagi Keluarga Nelayan (Studi Kasus : Anak Putus Sekolah Pada Keluarga Nelayan di Kelurahan Bungus Selatan Kecamatan Bungus Teluk Kabung). Nani meneukan ada 44 anak nelayan yang putus sekolah dari 81 orang anak nelayan. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa anak keluarga nelayan  yang  putus sekolah memiliki nilai ekonomis dan non ekonomis bagi keluarga mereka. Nilai ekonomis terungkap dari peran serta anak dalam memenuhi kebutuhan perekonomian keluarga. Mereka ikut bekerja sebagai nelayan lalu uangnya diberikan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sedangkan nilai non ekonomis terdiri dari nilai sosial (keikutsertaan membantu orang tua) dan nilai psikologi (Rasa bangga orang tua jika anaknya membantu keluarganya).

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai anak putus sekolah khususnya pada keluarga mampu. Oleh karena itu peneliti telah melakukan wawancara sementara dengan beberapa informan yang merupakan warga di Jorong Harapan Mulya SP 1V Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya. Mufasinah (37 th) mengatakan bahwa di daerah tersebut memang banyak anak putus sekolah dan berasal dari keluarga yang cukup mampu yaitu kebanyakan dari keluarga pemilik dan pengelola kebun sawit. Informan selanjutnya adalah Gino (18 th) yang merupakan salah satu anak putus sekolah SMP menuturkan bahwa dia malas untuk sekolah karena membuang waktu saja dan menurutnya lebih baik mencari uang dengan bekerja di sawit daripada sekolah hanya menghabiskan uang. Arif (18 th) juga mengatakan bahwa dia pernah sekolah SMA sampai kelas 2 tapi tidak dilanjutkan karena menurutnya sekolah itu membosankan sehingga sekarang memilih untuk mengelola sawit yang dimiliki oleh keluarganya.

Berdasarkan observasi dan wawancara secara sementara tersebut, peneliti juga memperoleh data anak yang putus sekolah yang berjumlah 25 orang sebagai berikut :

No.

Nama

Usia

Keterangan

1.

Sugeng

15 tahun

Putus sekolah SD

2.

Naning

10 tahun

Putus sekolah SD

3.

Septin

15 tahun

Putus sekolah SD

4.

Riyan

12 tahun

Putus sekolah SD

5.

Toni

16 tahun

Putus sekolah SD

6.

Ani

13 tahun

Putus sekolah SD

7.

Gina

16 tahun

Putus sekolah SD

8.

Lilis

16 tahun

Putus sekolah SD

9.

Daryono

16 tahun

Putus sekolah SD

10.

Yulianto

14 tahun

Putus sekolah SMP

11.

Gino

18 tahun

Putus sekolah SMP

12.

Dayat

17 tahun

Putus sekolah SMP

13.

Radek

13 tahun

Putus sekolah SMP

14.

Andi

13 tahun

Putus sekolah SMP

15

Yuni

13 tahun

Putus sekolah SMP

16.

Edi

16 tahun

Putus sekolah SMP

17

Yuliati

15 tahun

Putus sekolah SMP

18

Wulan

18 tahun

Putus sekolah SMP

19.

Kemi

16 tahun

Putus sekolah SMP

20.

Rohim

16 tahun

Putus sekolah SMP

21.

Ari

15 tahun

Putus sekolah SMP

22.

Arif

18 tahun

Putus sekolah SMA

23.

Sugeng

17 tahun

Putus sekolah SMA

24.

Catur

18 tahun

Putus sekolah SMA

25.

Si Win

18 tahun

Putus sekolah SMA

26.

Daryono

16 tahun

Putus sekolah SMA

 Menurut pengamatan, peneliti mengetahui bahwa sebagian besar penduduk di Jorong Harapan Mulya SP 1V Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya berasal keluarga yang mampu. Sebagian besar latar belakang keluarga anak-anak yang putus sekolah tersebut berasal dari keluarga pemilik dan pengelola kebun sawit dengan gaji yang lumayan besar. Saji Riyanto (27th) bekerja sebagai tukang muat sawit mengungkapkan bahwa gaji keluarga yang memiliki kebun kelapa sawit berkisar 3 juta sampai 40 juta per tahun dengan luas kebun sawit berkisar 2 hektar sampai 12 hektar. Sedangkan bagi keluarga yang bekerja sebagai pengelola kebun sawit gajinya berkisar 1,5 juta sampai 2,5 juta per bulan.

Dengan adanya hal tersebut, bisa dikatakan bahwa latar belakang keluarga di daerah Jorong Harapan Mulya SP 1V Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya rata-rata berasal dari keluarga mampu. Pada keluarga mampu, seharusnya anak-anaknya mampu mendapatkan pendidikan yang baik sampai jenjang yang lebih tinggi. Pada kenyataanya, banyak anak-anak yang putus sekolah dari daerah tersebut. Keadaan tersebut menjadikan sebuah ketimpangan yang nyata. Putus sekolah yang dialami oleh anak-anak di daerah tersebut pada dasarnya bukanlah berasal dari faktor ekonomi namun berasal dari faktor-faktor yang lainnya. Faktor-faktor lainnya tersebut yang perlu untuk diteliti lebih lanjut.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai fenomena putus sekolah di daerah tersebut. Dengan adanya hal tersebut maka judul penelitian ini adalah : “Anak Putus Sekolah Pada Keluarga Mampu di Jorong Harapan Mulya SP 1V Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya, Studi kasus : Pada Keluarga Pemilik dan Pengelola Kebun Sawit “.

B.     Permasalahan

Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini yaitu adanya anak-anak yang putus sekolah pada keluarga mampu di daerah Jorong Harapan Mulya SP 1V Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya. Anak-anak yang berasal dari keluarga mampu (pemilik dan pengelola kebun sawit) seharusnya bisa mendapatkan pendidikan yang baik sampai jenjang yang lebih tinggi. Pada kenyataanya, banyak anak-anak yang putus sekolah yang berasal dari keluarga mampu dari daerah tersebut. Keadaan itu menjadikan sebuah ketimpangan yang nyata. Putus sekolah yang dialami oleh anak-anak di daerah tersebut pada dasarnya bukanlah berasal dari faktor ekonomi namun berasal dari faktor-faktor yang lainnya. Faktor-faktor lainnya tersebut yang perlu untuk diteliti lebih lanjut. Berdasarkan permasalahan tersebut maka pertanyaan penelitian ini adalah :

1.    Apa yang menyebakan terjadinya putus sekolah di kalangan keluarga mampu di Jorong Harapan Mulya Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya?.

2.    Bagaimanakah solusi yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten Dharmasraya untuk mengatasi fenomena putus sekolah di daerah tersebut?

C.    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1.    Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya putus sekolah di kalangan keluarga mampu di Jorong Harapan Mulya Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya.

2.    Untuk mengetahui solusi yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Dharmasraya untuk mengatasi fenomena putus sekolah di Jorong Harapan Mulya Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya.

D.    Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1.    Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan berguna untuk dijadikan bahan acuan bagi peneliti lain yang berminat dalam bidang ini khususnya yang berhubungan dengan studi putus sekolah pada keluarga mampu.

2.    Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi kepada semua pihak khususnya bagi instansi dan pemerhati masalah putus sekolah pada keluarga mampu agar mampu mengatasi masalah tersebut dengan baik.

I just want know

I just want to know, what is this life? what is the meaning of life? why i must live.. I just want to know, why i must to meet someone in this world..And why i must talk with him..and try to understand him.. I don’t know why I must listen something I didn’t want to hear..and sometimes I must to speak with heart, with my mind..to understand this world..But why,, I always see conflict,,see the worst time..see the saddest time..when someone gone, someone must died…. really don’t know why i must live..